Tanaman kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu tanaman dalam sektor budidaya yang memiliki nilai hasil yang relatif tinggi sehingga banyak diminati oleh pecinta kopi. Hal ini dapat meningkatkan taraf hidup petani kopi dan menjadikan tanaman menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi negara. Pengolahan kopi sebelum dapat dinikmati melibatkan serangkaian langkah yang cukup kompleks. Proses dimulai dengan pemetikan buah kopi yang berwarna merah, diikuti oleh tahap pengeringan, kemudian dilanjutkan dengan proses sangrai menggunakan berbagai suhu. Langkah terakhir melibatkan penggilingan biji kopi yang sudah disangrai menjadi bubuk kopi. Jenis kopi yang paling terkenal antara lain adalah arabika dan robusta. Setiap varietas dari kedua jenis kopi inimemiliki karakteristik rasa yang berbeda-beda, tergantung pada varietas kopi yang digunakan (Sebatubun dan Muhammad, 2017). Menurut Rahardjo (2012), klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : MagnoliophytaKelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp. (Coffea arabica, L., Coffea canephora, Coffea liberica, Coffea excelsa)
Kopi adalah salah satu minuman yang populer bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Sejak abad ke-19, kopi telah menjadi komoditas yang penting dalam perdagangan internasional. Bahasa Arab kopi disebut sebagai “Qahwahin” yang berasal dari bahasa Turki “Kahveh” yang kemudian menyebar ke negara-negara lain hingga menjadi kata kopi yang kita kenal sekarang. Dalam bahasa Jerman disebut sebagai “Kaffee”, dalam bahasa Inggris “Coffee”, Perancis “Cafe”, dalam bahasa Belanda “Koffie” dan dalam bahasa Indonesia “Kopi”. Secara biologi, kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu spesies dari famili Rubiceae yang meliputi 3 spesies utama yaitu coffea arabica, coffea canephora, dan coffea liberica (Kementerian Perdagangan, 2013).
Kopi Arabika adalah jenis kopi dengan sebaran terluas di dunia. Kopi arabika umumnya ditanam pada ketinggian berkisar antara 500 hingga 1700 meter. Kopi arabika yang tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut, kopi Arabika cenderung memiliki produksi dan kualitas yang rendah, serta lebih rentan terhadap penyakit (Tarigan, Guchi, dan Marbun, 2015). Kopi arabika (Coffea arabica) dianggap sebagai kopi dengan kualitas terbaik, memiliki rasa yang kuat dan berkarakter, sedikit keasaman, dan memiliki aroma yang lebih baik daripada varietas kopi lainnya. Kopi arabika mempunyai sifat fisik biji yang sangat besar, yaitu dengan berat 22 gram per 100 biji. Biji kopi arabika yang diolah dengan benar memiliki warna agak kehijauan dan kebiruan. Kulit kopi Arabika berwarna abu-abu dan tipis, kulitnya dapat mengalami retakan dan menjadi kasar. Kandungan biji kopi arabika dalam total berat kering berkisar antara 0,4% dan 2,4%. Kafein mempunyai manfaat yaitu efeknya sebagai analgesik pereda nyeri dan penurun demam (Abdulmajid, 2014 dalam Paramida, Fadhil, dan Lubis, 2022).