Metode

Pengolahan Pascapanen Kopi

1. Metode Natural

Petani kopi di Indonesia cenderung menggunakan metode pengolahan natural karena prosesnya yang relatif singkat dan mudah. Hasil akhir dari proses natural biasanya menghasilkan biji kopi dengan cita rasa buah seperti blueberry, strawberry atau buah tropis. Rasa asam yang cenderung rendah, namun memberikan rasa eksotis dan tubuh (body) yang lebih kuat. Proses pengolahan pascapanen kopi secara natural melibatkan beberapa tahap utama yaitu proses pemetikan kopi ceri, perambangan, pengeringan, dan hulling.
a. Pemetikan kopi ceri
Pemetikan kopi ceri dilakukan secara manual, di mana nantinya dipilih buah-buah yang sudah matang secara optimal. Pemilihan yang teliti ini merupakan langkah awal penting untuk mendapatkan kopi dengan kualitas terbaik.
b. Perambangan
Perambangan pada UMKM Solok Radjo masih dilakukan dengan cara yang konvensional dengan merendam kopi pada baskom atau wadah yang berisi air. Proses ini dilaksanakan untuk mengetahui kopi ceri yang berkualitas dan tidak berkualitas. Kopi ceri yang tidak berkualitas dapat diketahui dengan cara melihat kopi ceri yang mengambang di permukaan air. Kopi ceri yang tidak berkualitas seperti buah yang rusak, berwarna hijau, kotoran, dan sebagainya. Kopi ceri yang memiliki kualitas terbaik akan tenggelam selama proses ini. Hasil seleksi kemudian langsung dialihkan ke tahap berikutnya.
c. Pengeringan
Pengeringan merupakan tahapan pada proses pengelolaan kopi dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada green bean. Pengeringan ini dilakukan dengan mengeluarkan air yang terkandung pada kopi ceri menggunakan sinar matahari dan juga udara sekeliling untuk mencegah pertumbuhan serangan jamur pada kopi ceri tersebut. Pada UMKM Solok Radjo metode yang digunakan pada proses pengeringan yaitu pengeringan kopi ceri di atas rak khusus (para-para) dan di atas terpal, kemudian menyebar secara merata dan dijemur secara alami di bawah sinar matahari. Saat proses penjemuran berlangsung, perlu melakukan pembalikan secara berkala pada kopi ceri agar pengeringan merata dan mencegah pembusukan pada bagian yang masih basah.Pengeringan kopi ceri dilakukan secara terus menerus menggunakan sinar matahari hingga kadar air mencapai sekitar 10-12 % sesuai dengan standar mutu Specialty Coffee Association (SCA).
d. Hulling
Proses hulling yaitu pengupasan kulit kopi ceri yang sudah mengering dengan cara memisahkan green bean dari kulit buah, kulit tanduk, dan kulit ari yang nantinya diperoleh hasil akhir yaitu green bean. Pada UMKM Solok Radjo tahap pengupasan ini dilakukan menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pengupas atau huller.

1. Metode Natural

2. Metode Honey

2. Metode Honey

Metode honey dapat menjadi alternatif untuk menciptakan kopi yang memiliki cita rasa mendekati kopi hasil proses natural, namun dengan waktu pengolahan yang lebih efisien. Pengolahan honey merupakah metode pengolahan kopi yang minim penggunaan air atau bahkan tanpa menggunakan air sama sekali sepanjang prosesnya. Proses pengolahan pascapanen kopi secara honey melibatkan beberapa tahap utama yaitu proses pemetikan kopi ceri, perambangan, pulping, pengeringan, dan hulling.
a. Pemetikan kopi ceri
Pemetikan kopi ceri dilakukan secara manual, di mana nantinya dipilih buah-buah yang sudah matang secara optimal. Pemilihan yang teliti ini merupakan langkah awal penting untuk mendapatkan kopi dengan kualitas terbaik.
b. Perambangan
Perambangan pada UMKM Solok Radjo masih dilakukan dengan cara yang konvensional dengan merendam kopi pada baskom atau wadah yang berisi air. Proses ini dilaksanakan untuk mengetahui kopi ceri yang berkualitas dan tidak berkualitas. Kopi ceri yang tidak berkualitas dapat diketahui dengan cara melihat kopi ceri yang mengambang di permukaan air. Kopi ceri yang tidak berkualitas seperti buah yang rusak, berwarna hijau, kotoran, dan sebagainya. Kopi ceri yang memiliki kualitas terbaik akan tenggelam selama proses ini. Hasil seleksi kemudian langsung dialihkan ke tahap berikutnya.
c. Pulping
Pada proses pulping yaitu proses pemisahan green bean dari kulit buah sehingga menghasilkan kopi berkulit tanduk yang masih memiliki lendir (mucilage). Pada UMKM Solok Radjo tahap ini menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pulper. Mesin pulper bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi pengolahan kopi ceri.
d. Pengeringan
Pada UMKM Solok Radjo dengan metode honey melibatkan pengeringan green bean yang dilapisi dengan kulit tanduk (gabah) di atas rak khusus (para-para) dan di atas terpal. Gabah kopi kemudian disebar secara merata dan dijemur secara alami di bawah sinar matahari. Selama proses penjemuran, diperlukan pembalikan secara berkala padakopi ceri untuk memastikan pengeringan yang merata dan mencegah pembusukan pada bagian yang masih basah. Metode honey ini memiliki ciri khas yaitu meninggalkan lapisan lendir (mucilage) selama pengeringan. Lapisan lendir ini memberikan kontribusi pada karakteristik rasa yang khas pada kopi, sering kali menghasilkan rasa manis yang lebih kuat dan kompleksitas aroma yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Pengeringan gabah kopi dilakukan secara terus menerus menggunakan sinar matahari hingga kadar air mencapai sekitar 10-12 %, sesuai dengan standar mutu Specialty Coffee Association (SCA). Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, tergantung pada kondisi cuaca dan intensitas sinar matahari. Selama proses pengeringan, pemantauan secara rutin sangat penting untuk memastikan kualitas green bean tetap terjaga dan mencapai tingkat kekeringan yang diinginkan.
e. Hulling
Proses hulling yaitu pengupasan kulit tanduk yang sudah mengering dan menghasilkan biji kopi (green bean). Pada UMKM Solok Radjo tahap pengupasan ini dilakukan menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pengupas atau huller.

3. Metode Semi Wash

Beberapa perkebunan kopi arabika masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan metode semi wash dalam pengolahannya. Metode ini menghasilkan biji kopi dengan menonjolkan tingkat manis yang intens, dan rasa asam yang lebih rendah jika dibandingkan dengan biji kopi full wash. Proses pengolahan semi basah menunjukkan kualitas yang memadai dengan durasi waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan pengolahan full wash. Proses pengolahan pascapanen kopi secara semi wash melibatkan beberapa tahap utama yaitu proses pemetikan kopi ceri, perambangan, pulping, fermentasi, pengeringan pertama, hulling, dan pengeringan kedua.
a. Pemetikan kopi ceri
Pemetikan kopi ceri dilakukan secara manual, di mana nantinya dipilih buah-buah yang sudah matang secara optimal. Pemilihan yang teliti ini merupakan langkah awal penting untuk mendapatkan kopi dengan kualitas terbaik.
b. Perambangan
Perambangan pada UMKM Solok Radjo masih dilakukan dengan cara yang konvensional dengan merendam kopi pada baskom atau wadah yang berisi air. Proses ini dilaksanakan untuk mengetahui kopi ceri yang berkualitas dan tidak berkualitas. Kopi ceri yang tidak berkualitas dapat diketahui dengan cara melihat kopi ceri yang mengambang di permukaan air. Kopi ceri yang tidak berkualitas seperti buah yang rusak, berwarna hijau, kotoran, dan sebagainya. Kopi ceri yang memiliki kualitas terbaik akan tenggelam selama proses ini. Hasil seleksi kemudian langsung dialihkan ke tahap berikutnya.
c. Pulping
Pada proses pulping yaitu proses pemisahan green bean dari kulit buah sehingga menghasilkan kopi berkulit tanduk yang masih memiliki lendir (mucilage). Pada UMKM Solok Radjo tahap ini menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pulper. Mesin pulper bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi pengolahan kopi ceri.
d.Fermentasi
Proses fermentasi bertujuan untuk menghilangkan senyawa lendir (mucilage) yang tersisa dari gabah (kopi berkulit tanduk). Pada UMKM Solok Radjo fermentasi dilakukan menggunakan bak fermentasi dengan penambahan air selama 12 jam untuk metode semi wash. Proses ini dilakukan untuk menambah cita rasa asam pada hasil akhir dari kopi ini. Sehingga timbul rasa yang khas pada biji kopi.
e. Pengeringan Pertama
Pada UMKM Solok Radjo dengan metode semi wash melibatkan pengeringan green bean yang dilapisi kulit tanduk (gabah) di atas rak khusus (para-para) dan di atas terpal. Gabah kopi kemudian disebar secara merata dan dijemur secara alami di bawah sinar matahari. Selama proses penjemuran, diperlukan pembalikan secara berkala pada untuk memastikan pengeringan yang merata dan mencegah pembusukan pada bagian yang masih basah. Tahap pengeringan pertama dalam proses pengeringan gabah kopi dilakukan secara alami dengan menggunakan sinar matahari, baik di atas para-para maupun di atas terpal, hingga kadar air dalam green bean mencapai sekitar 30-35 %.
f.Hulling
Proses hulling yaitu pengupasan kulit tanduk yang sudah mengering dan menghasilkan biji kopi (green bean). Pada UMKM Solok Radjo tahap pengupasan ini dilakukan menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pengupas atau huller.
g. Pengeringan Kedua
Pada tahap kedua dalam proses pengeringan kopi dilakukan di atas rak khusus (parapara) dan di atas terpal. Biji kopi atau green bean dikeringkan menggunakan cahaya matahari hingga kadar airnya mencapai sekitar 10-12 %, sesuai dengan standar mutu Specialty Coffee Association (SCA).

3. Metode Semi Wash

4. Metode Full Wash

4. Metode Full Wash

Pengolahan kopi full wash menggunakan air dengan jumlah besar selama pelaksanaannya. Hasil akhir dari metode ini biasanya menampilkan karakter rasa kopi yang lebih bersih, ringan, dengan sentuhan buah yang lembut, serta body yang cenderung ringan dan halus, serta rasa asam yang lebih tinggi daripada kopi yang diproses secara natural. Proses pengolahan pascapanen kopi secara full wash melibatkan beberapa tahap utama yaitu proses pemetikan kopi ceri, perambangan, pulping, fermentasi, pengeringan, dan hulling.
a. Pemetikan kopi ceri
Pemetikan kopi ceri dilakukan secara manual, di mana nantinya dipilih buah-buah yang sudah matang secara optimal. Pemilihan yang teliti ini merupakan langkah awal penting untuk mendapatkan kopi dengan kualitas terbaik.
b. Perambangan
Perambangan pada UMKM Solok Radjo masih dilakukan dengan cara yang konvensional dengan merendam kopi pada baskom atau wadah yang berisi air. Proses ini dilaksanakan untuk mengetahui kopi ceri yang berkualitas dan tidak berkualitas. Kopi ceri yang tidak berkualitas dapat diketahui dengan cara melihat kopi ceri yang mengambang di permukaan air. Kopi ceri yang tidak berkualitas seperti buah yang rusak, berwarna hijau, kotoran, dan sebagainya. Kopi ceri yang memiliki kualitas terbaik akan tenggelam selama proses ini. Hasil seleksi kemudian langsung dialihkan ke tahap berikutnya.
c. Pulping
Pada proses pulping yaitu proses pemisahan green bean dari kulit buah sehingga menghasilkan kopi berkulit tanduk yang masih memiliki lendir (mucilage). Pada UMKM Solok Radjo tahap ini menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pulper. Mesin pulper bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi pengolahan kopi ceri.
d. Fermentasi
Proses fermentasi bertujuan untuk menghilangkan senyawa lendir (mucilage) yang tersisa dari gabah (kopi berkulit tanduk). Pada UMKM Solok Radjo fermentasi dilakukan menggunakan bak fermentasi dengan penambahan air selama 12 – 36 jam untuk metode full wash. Setelah dilakukan proses fermentasi, gabah dicuci bersih sampai tidak ada lendir (mucilage) bersisa. Proses ini dilakukan untuk menambah cita rasa asam pada hasil akhir dari kopi ini. Sehingga timbul rasa yang khas pada kopi dan berbeda dari kopi lainnya.
e. Pengeringan
Pengeringan merupakan tahapan pada proses pengelolaan kopi dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada green bean. Pengeringan ini dilakukan dengan mengeluarkan air yang terkandung pada kopi ceri menggunakan sinar matahari dan juga udara sekeliling untuk mencegah pertumbuhan serangan jamur pada kopi tersebut. Pada UMKM Solok Radjo metode yang digunakan pada proses pengeringan yaitu pengeringan green bean yang dilapisi kuli tanduk (gabah) di atas rak khusus (parapara) dan di atas terpal, kemudian gabah kopi disebar secara merata dan dijemur secara alami di bawah sinar matahari. Saat proses penjemuran berlangsung, perlu melakukan pembalikan secara berkala pada gabah kopi agar pengeringan merata dan mencegah pembusukan pada bagian yang masih basah. Pengeringan gabah kopi secara dilakukan secara terus menerus menggunakan sinar matahari hingga kadar air mencapai sekitar 10-12 % sesuai dengan standar mutu Specialty Coffee Association (SCA).
f. Hulling
Proses hulling yaitu pengupasan kulit tanduk yang sudah mengering dan menghasilkan biji kopi (green bean). Pada UMKM Solok Radjo tahap pengupasan ini dilakukan menggunakan alat mekanis yang disebut mesin pengupas atau huller.